EMC ROAD TO BANDUNG

Hujan, mereka tidak akan pernah bisa menghalangi kami untuk terus maju dalam perjalanan kami menuju bandung yang terletak di bagian barat pulau jawa sederas apa pun mereka menimpa kami.
Tepatnya pada tanggal 21 Januari 2014 jam 15.00 WIB, saat itu kami sedang bersiap – siap berangkat dari indekos masing – masing menuju base kami di STTN Batan. Tempat itulah awal dari cerita singkat yang kami lalui bersama selama 2 malam dan 1 hari itu.
Mungkin gara – gara hujan, kami jadi keteteran dalam persiapan kami untuk memasuki bis sehingga kami membuat supir bis terlalu lama menunggu. Oleh sebab itu kami sangat meminta maaf kepada pihak bis telah merepotkan. Akan tetapi kami tetap saja bersikukuh untuk melanjutkan perjalanan kami. Dan cerita kami berawal disini, dari malam pertama hingga ujung  yang tak pernah tau dimana letaknya.
Berebut bangku di bis sebenarnya sudah biasa terjadi. Tapi, tradisi tersebut masih saja kami lakukan untuk menyambut cinta pada pandangan pertama pada bis yang nyaman itu. Walaupun ternyata stop kontak yang memberikan harapan palsu terhadap kami (:p)  mengakibatkankan kami haus akan energy yang sudah menjadi kebutuhan pokok para manusia moderen.
Jaga image pun juga sudah biasa terjadi sehingga rasa pekiwuh terhadap yang lain juga banyak timbul. Bahkan, bau kentut yang muncul pun tak ada sama sekali yang mengakuinya sebagai tuan. Bisa jadi tuan sebenarnya pun turut serta menuduh yang lainnya.
Jalanan yang berkelok – kelok, dan aspal tak rata yang membut perut kami terkocok pun tidak membuat supir bus mengurangi kecepatannya dan terus melaju agar kami tetap santai. Jalan itu memang begitu adanya, katanya itu memang jalan yang dikhususkan untuk bis yang melakukan perjalanan menuju ke jawa bagian barat. Ternyata, itu yang menjadi penyebab beberapa anggota dari kami yang mabuk kepayang dan membutuhkan pertolongan pertama yaitu plastik kresek. Meskipun pada akhirnya, kami semua tertidur pulas hingga tempat tujuan pertama (Rumah makan) sampai juga.
Karena itu tempat makan, maka itulah tempat pemberhentian pertama dan tempat makan kami. Tepatnya jam 21.00 WIB (kurang lebih sih) kami makan secara prasmanan dengan lauk dan sayur yang serba ada. Walaupun nafsu makan kami besar dan keburu lapar, anggota perjalanan kami yang beragama muslim tetap melakukan Ibadah sholat terlebih dahulu untuk menggugurkan kewajiban meraka sekaligus memohon keselamatan atas perjalanan terhadap Peciptanya yang Maha Agung di Mushola yang disediakan oleh rumah makan tersebut.
Tepat pukul 03.00 WIB kami sudah sampai di tempat tujuan kami. Bandung, kota yang menjadi impian kami kala itu. Dimana kotanya yang bersih nan terawat, kami menginjakkan kaki pertama di Masjid Agung Bandung pada waktu yang lebih cepat dari dugaan. Kami kira jam 05.00 WIB akan sampai di tempat nan indah itu, teranyata dua jam lebih awal kami pun sudah sampai.
Masjid Agung Bandung, disana lah kami mengolah waktu selama tiga jam untuk mempersiapkan diri untuk melaksanakan niat utama kami. Mandi, nyemil, Sholat subuh, tidur, mengerjai orang tidur, foto – foto, bahakan selfie kami lakukan disana agar kami benar – benar siap untuk melanjutkan perjalanan walaupun selama perjalanan kami tidur lagi.
Gedung Sate adalah tempat tujuan selanjutnya yang kami datangi. Karena belum sarap pagi, disanalah tempat kami melakukan itu walaupun ternyata disana tidak ada sate seperti yang kami kira. Ternyata, gedung itu bukan gedung untuk mencari sate khas bandung, tapi disanalah tempat para pejabat – pejabat Bandung melaksanakan tugasnya. Sehingga tidak mungkin kami sarapan di gedung sate tersebut. Maka, kami sarapan pagi di depan gedung sebrang jalan. Kebetulan disana ada lapangan yang memungkinkan para olahragawan melakukan olahraga pagi.
Usai sudah perjalanan kami disini. Icon kota Bandung yang namanya mirip sekali dengan nama makanan kami tinggalkan dengan hanya meninggalkan jejak kaki dan tanpa sampah. Mengakibatkan tempat itu tetap seperti semula sehingga orang yang baru datang tidak akan tahu kalau kami pernah berkunjung kesana. Dan tujuan utama yang kami tunggu – tunggu pada akhirnya hampir sampai.
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) adalah tempat tujuan utama kami. Dan tibalah kami ditempat itu dalam keadaan sehat dan semangat. Sungguh penerimaan menawan yang dilakukan oleh satpam disana, menyuruh bis kami parkir dengan sopan dan ramahnya. Tidak kalah juga sambutan dari pihak administrasi disana, kami dipersilahkan duduk untuk melakukan perkenalan dan peresentasi diri dari Balai Besar tersebut. Beribu – ribu kata yang bermakna oleh mereka kami terima dengan baik dan hanya kami balas dengan senyum dan perkenalan singkat.
Mulai dari pelatihan – pelatihan keahlian teknik, praktek kerja lapangan, hingga penerimaan pekerja ditawarkan oleh kami dalam presentasinya yang membuat kami tertarik dan sangat berterimakasih banyak terhadap mereka.
Tidak sampai disitu saja, mereka membawa kami berkeliling gedung yang luas itu dari A sampai Z. Ruangan Otomotif, Elektro, Welding, dan NDT pun mereka lihatkan. Akan tetapi, yang membuat kami terkagum adalah saat mereka mempertontonkan kepada kami melaku kan pengelasan didalam air. Mungkin karena kami baru tahu/baru lihat, sehingga kami menjadi terkagum.
Selesai sudah perjalanan kami di Bandung. Maka, kami seharusnya melakukan perjalanan pulang ke base kami yaitu STTN BATAN. Tapi ternyata, bis yang kami naiki sangat baik hati kepada kami karena mengantar kami ke Bosscha Observatory atas permintaan pembuat acara karena memang disanalah Tujuan utama kedua kami.
Bosscha Observatory terletak diatas bukit yang perjalanan kesana dilakukan dengan jalan kaki dari pintu masuk awal oleh kami. Cukup lelah, dan membuat kami menguruskan badan secara gratis terutama bagi kami yang sedang ingin diet tapi gagal. Maka, kami sangat berterima kasih kepada pembuat acara yang telah memanjakan kami dalam seluruh kunjungan ini.
Kami tak henti hentinya kagum kala itu. Pemandu perjalanan di Bosscha Observatory sangat pintar dalam membuat mata hati dan kedua mata kami untuk terbuka lebih luas atas indah nya dunia serta alam semesta yang diciptakan Nya untuk manusia. Mereka mengajarkan kami dan melihatkan kepada kami bahwa batu yang kecil seukuran bumi tidaklah ada bandingan nya dengan batu – batu lain yang ada di angkasa sana yang begitu luas nan indah serta mengerikan. Mereka menyampaikan kata – kata yang tak terucap secara lisan bawha kita sebagai manusia hanya lah kecil di alam semesta apalagi didepan Nya. Mereka mengajak kami agar terus bersemangat dan terus menggali ilmu yang ada didunia ini hingga ujung dunia disana walaupun tidak secara lisan.
Mereka sangat baik hati telah menizinkan kepada kami untuk mengunjungi teropong angkasa terbesar di Indonesia. Tidak main – main, mereka menunjukan kepada kami bagaimana teropong itu digunakan, membukakan atap masih dengan cara manual, mengangkatkan lantai agar bisa sampai ke mata teropong, dan lain – lain. Sayangnya, kami tidak bisa melakukan peneropongan karena memang tidak dimungkinkan.
Setelah puas disana, mulailah kami melakukan perjalanan pulang menuju ke Jogja. Sepertinya, belum lengkap rasanya jika sebuah perjalanan tanpa buah tangan. Untung saja bis yang kami tumpangi sangat baik hati untuk mengantar dan mengijinkan kami ke tempat yang ramai dan cocok untuk membeli buah tangan.
Cihampelas, dan Ciwalk adalah tempatnya. Sepanjang jalan yang disampingnya terdapat pedagang kelas kakap yang memperjualkan benda – benda yang khas ala Bandung. Disanalah kami dibebaskan untuk berkeliaran untuk mencari barang yang kami suka untuk dibawa sebagai buah tangan. mulai dari kaos, souvenir, cimol, cilok, cireng, moci hingga panah dan anaknya pun ada. Kami bebas untuk mengekspresikan diri disana sampai jam menunjukan angka 19.00 WIB.
Sayangnya, disana juga kami harus berpisah dengan beberapa anggota perjalanan kami yang notabenenya berasal dari Jawa Barat. Mereka melanjutkan perjalanan sendiri dan memisahkan diri dengan kami untuk pulang kampung kerumah asalnya. Ini cerita menyedihkan, dimana kami harus mengucapkan selamat tinggal kepada yang lainnya.
Setelah puas disana, tepat pukul 19.00 WIB kami melanjutkan perjalanan menuju tempat pembelian oleh – oleh kedua yang kami tempuh selama kurang lebih lima jam. Ya, memang lama bahkan dirasa ini seperti perjalanan pulang.  Tempat ini hanya menyediakan buah tangan berupa konsumsi asal Jawa Barat. Sayangnya, kami tidak menemukan Moci disana. Tidak lama ditempat itu karena hanya tersedia dalam satu tempat, kami langsung melanjutkan perjalanan pulang.
Tidak ada cerita saat perjalanan pulang. Kami hanya memiliki cerita pribadi yang ada dimimpi tiap – tiap induvidu. Sehingga pada jam 05.00 WIB sampailah kami di base kami STTN BATAN. Dan ditempat itulah kami pulang ke indekos masing – masing.

Benar apa kata pembuat acara “Yang tidak ikut bakal menyesal”. Dan disini lah cerita perjalanan ke Bandung kami berakhir. Tapi, perjalanan kami selanjutnya akan terus ada hingga waktu tak membiarkan kami bersama. 

1 komentar:

Pages