Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) (sumber: Istimewa)
Jakarta -  Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) resmi ditunjuk oleh Badan Tenaga Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA) menjadi collaborating centre IAEA atau laboratorium acuan untuk negara-negara yang berada di kawasan ASEAN.
Laboratorium tersebut berupa Laboratorium Non Destructive (NDI). Penetapan ini merupakan apresiasi bagi Indonesia terhadap penguasaan teknologi nuklir khususnya di bidang industri. Para ahli nuklir Indonesia pun sudah direkrut IAEA sebagai expert IAEA untuk negara anggota lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano mengunjungi Laboratorium NDI Batan, Pasar Jumat, Jakarta, Jumat (23/1).
Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, kunjungan Dirjen IAEA menjadi kehormatan bagi Indonesia sebagai negara anggota yang berperan aktif dalam penelitian, pengembangan dan pemanfaatan nuklir.
"Bulan September 2014 juga mendapatkan penghargaan FAO dan IAEA dalam bentuk Outstanding Achievement Award karena dedikasinya dalam pengembangan dan penerapan teknologi nuklir di bidang pangan secara terus menerus," kata Djarot.
Ia pun berharap kedatangan Yukiya Amano ikut mendorong dan meyakinkan seluruh pemangku kepentingan bahwa pemanfaatan iptek nuklir mampu memberikan kontribusi besar dalam program kedaulatan pangan, energi serta peningkatan kesehatan masyarakat.
Yukiya Amano menilai Indonesia memiliki keseriusan untuk membangun reaktor nuklir. Selama ini menurutnya Indonesia memiliki keseriusan, mematuhi aturan IAEA dalam aspek keamanan, keselamatan dan keberlanjutan.
"Untuk membangun reaktor daya untuk penyediaan energi listrik dari suatu negara, keputusan bukan pada IAEA. Tetapi kembali lagi ke keputusan negara yang bersangkutan," ungkapnya.
Bagi Yukiya, penyediaan energi untuk listrik yang memadai akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selain itu pasokan listrik dari energi nuklir menjawab upaya ketahanan energi dan perubahan iklim.
Suara Pembaruan
Penulis: Ari Supriyanti Rikin/YS
Sumber:Suara Pembaruan